Apa betul Cliff Booth membunuh istrinya?
Layar sedang menampilkan duet maut dalam sejarah Hollywood. Keduanya adalah Leonardo DiCaprio sebagai Rick Dalton dan Brad Pitt sebagai Cliff Booth. Rick seorang aktor yang karirnya sedang merosot. Cliff Booth adalah stuntman dalam setiap syuting yang dijalani Rick. Waktu kian bergulir, hubungan sebagai mitra kerja menjadi sepasang teman akrab yang saling mengandalkan.
Sekalipun memiliki kawan yang selalu mendukung, nyatanya Clif gagal mendapatkan pekerjaan. Satu- satunya hal yang membuat itu terjadi adalah, karena pengatur stuntman pada film terbaru Rick mendengar kabar tidak bagus dari seseorang bernama Randy. Gagal mendapat pekerjaan, Cliff langsung bergegas menuju rumah Rick diminta membenahi antena televisinya yang rusak.
Sementara Rick sedang syuting, Cliff sedang memamerkan tubuh atletisnya di atap rumah sambil membakar sebatang rokok. Saat rambut pirangnya diterpa angin, Gambar seketika berganti pada suatu set lokasi syuting yang terjadi waktu silam.
Sekitar dua tahun sebelumnya, 1967, Rick sedang bekerja untuk salah satu episode dari serial The Green Hornet. Rick sedang bersiap-siap sambil bernegosiasi dengan Randy untuk mempekerjakan Cliff sebagai pemeran penggantinya. Sementara Cliff menunggu di luar karavan. Randy menolak permintaan Rick.
Randy tak suka pribadi Cliff. Apalagi istri Randy. Mereka berdua mendengar kabar dan yakin jika Cliff membunuh istrinya sendiri.
Lalu gambar berganti dengan Cliff di atas kapal bersama dengan istrinya, Billie, yang mulai mengeluh. Billie menyumpah serapah bahwa ia sedang dalam cuaca yang buruk, di kapal yang buruk, bersama orang yang juga buruk.
Semua orang mengatainya bodoh bahkan saudarinya, Natalie, mengatainya bodoh karena menikahi seorang pecundang. Ocehan yang tidak digubris sama sekali membuat Billie malah makin geram bahkan menantang suaminya itu berkelahi. Cliff hanya duduk diam meminum bir kaleng dingin sambil memegang senapan pancing yang tepat terarah ke Billie.
Gambar berganti dengan situasi diluar karavan. Randy akhirnya mempekerjakan Cliff sebagai pemeran pengganti. Namun apa yang terjadi setelah Billie menantang Cliff berkelahi di atas kapal? Apa Cliff benar-benar membunuh istrinya? Maha Tahu Tarantino dengan segala firmannya. Jika Cliff membunuhnya istrinya, tentu terdapat berbagai kemungkinan beserta motif.
Kemungkinan pertama adalah Cliff membunuh istrinya secara tidak sengaja. Dewi Fortuna mungkin tidak menyertai kapal yang ditumpangi Cliff dan istrinya. Nampaknya Dewi Fortuna sedang teler bersama para Hippies yang berserakan di Los Angeles. Sehingga secara sial istrinya terbunuh tanpa sengaja.
Namun bisakah sesederhana itu? Tentu sangat bisa. Fetish Tarantino terhadap ketidaksengajaan bisa kita pahami bila melihat filmnya keduanya, Pulp Fiction (1994). Utamanya pada adegan saat Jules, seorang pembunuh bayaran, sedang menyetir. Vincent, kolega Jules yang duduk disampingnya, bertanya kepada Marvin yang mereka sandera di jok belakang: apakah Tuhan betul-betul turun dari langit atau tidak? Bukannya jawaban, malah isi kepala Marvin yang terburai karena Vincent tidak sengaja menarik pelatuk pistol yang terarah tepat ke wajah Marvin. Ketidaksengajaan, bukanlah motif yang asing terjadi dalam semesta film Tarantino. Tentu kemungkinan tersebut patut dipertimbangkan.
Kemungkinan kedua, Cliff dengan sengaja membunuh istrinya. Merancang skenario pembunuhan sedemikian rupa juga bagaimana cara ia menyangkal rumor tersebut. Kecenderungan tersebut bisa saja rasional. Karena rasanya Quentin memiliki ketertarikan terhadap sosok seorang stuntman yang berdarah dingin ketika membunuh perempuan. Ia telah menghadirkan karakter itu di film keempatnya, Death Proof (2007). Dengan karakter utama bernama Stuntman Mike, yang mana diperankan oleh Kurt Russel. Menariknya, Kurt Russel pun berperan sebagai Randy seorang koordinator stuntman di Once Upon A Time In Hollywood.
Film adalah ruang publik yang sarat akan multitafsir. Kemungkinan manapun yang akan diambil tentang apa betul Cliff membunuh istrinya adalah kehendak masing-masing. Namun sebagai penonton yang baik, akan sangat disayangkan bila kita luput terhadap suatu detail tertentu. Contohnya adalah : dalam perspektif siapakah sebetulnya peristiwa yang terjadi di atas kapal?
Adegan yang terjadi di set lokasi syuting serial The Green Hornet adalah kilas balik dari memori Cliff. Namun ia sedang berada di luar caravan ketika Randy dan Rick sedang membicarakan kejadian di kapal tersebut. Cliff sama sekali tidak terlibat dalam diskusi. Kemungkinan perspektif gambaran peristiwa di atas kapal, berasal dari reka imajinasi Randy. Tentu semua selentingan Cliff membunuh istrinya berasal dari sebuah rumor. Rick sendiri pun mengetahui kabar itu, namun memilih menyangkal. Janet, istri
Randy, mempercayainya dan juga beberapa orang yang berada di lokasi syuting The Green Hornet pada peristiwa linear setelah Randy keluar dari Caravan. Apa yang Randy bayangkan sangat mungkin berasal dari rumor yang beredar di lingkungan industri film. Atau, jika kita kembali kepada titik acu bahwa semua sekuens ini berdasar pada perspektif Cliff seutuhnya, kejadian di atas kapal juga termasuk dari imajinasi Cliff.
Kemungkinan tersebut bisa diperhitungkan. Cliff sendiri di luar Caravan dan tidak mengetahui apa yang sedang diperbincangkan di dalam. Ia sadar bahwa gosip membunuh istrinya juga sampai ke telinga Randy. Lalu Cliff bertanya-tanya apa alasan Randy tidak mau melibatkannya syuting serta bagaimana kejadian di atas kapal juga berasal dari pikirannya.
Berbagai kemungkinan sebelumnya tidak membawa kita pada kesimpulan apa betul Cliff membunuh istrinya. Sudut pandang lain yang bisa kita cermati adalah bagaimana potret seorang pelaku industri film yang memiliki bayangan lain seliyan hitam, mendapat gunjingan serta citra buruk. Lantas apa yang bisa kita ketahui bila persoalan Cliff membunuh Istrinya tidak terpecahkan?
Amal Buruk Perbuatan Tarantino dalam Buku Catatan Media
Cliff mustinya lelah. Semua kabar buruk soal masa yang sudah lewat akan hadir dimanapun ia berada. Mungkin ada baiknya bila kita berhenti curiga sejenak kepada Cliff dan mengalihkan kecurigaan kepada Tarantino. Tentu ia orang yang patut di hajar senapan pancing oleh Cliff Booth ketimbang istrinya sendiri.
Atau adakah hal yang ingin Quentin Tarantino sampaikan melalui Cliff Booth?
Pada Februari 2018, empat bulan sebelum Once Upon A Time In Hollywood memulai proses pengambilan gambar media geger ketika Uma Thurman angkat bicara. Aktris cantik ini mengutarakan perihal kejadian tidak mengenakan yang pernah di alami saat proses syuting beberapa waktu lampau. Ia mendapat perlakuan tidak menyenangkan saat bekerja pada film Kill Bill (2003) oleh Quentin Tarantino dan Harvey Weinstein
Wanita berambut blonde itu mengalami kecelakaan serius saat proses syuting. Yang lebih parah adalah ia mendapat pelecehan seksual yang dilakukan oleh sang produser Harvey Weinstein. Uma hampir diperkosa oleh Bos Weinstein Company itu di salah satu kamar hotel saat proses produksi. Pada kesempatan selanjutnya Uma Thurman mengaku bahwa pengakuannya tersebut tidak ada maksud khusus pada garapan teranyar Tarantino.
Sedikit melebar, terdapat suatu detail yang bisa dilihat dalam Once Upon A Time In Hollywood ini. Maya Hawke merupakan anak dari mantan pasangan Ethan Hawke dan Uma Thurman. Anak dari pemeran Beatrix Kiddo itu mendapat peran sebagai salah satu anggota keluarga Manson. Pada adegan saat anak buah Charles Manson akan menyerang rumah Rick Dalton, peran Maya Hawke dinarasikan kabur dari gerombolan dan tidak terlibat dalam aksi kekerasan.
Terlepas dari konteks fiksionalnya, Tarantino setidaknya telah menyelamatkan anak Uma Thurman dari kemungkinan-kemungkinan ‘terburuk’ dalam adegan kekerasan itu. Mungkin juga sebagai sebuah bentuk penghormatan kepada Ibunya.
Mari kembali lagi pada persoalan Uma Thurman, Tarantino dan Weinstein.
Saat interview dengan The New York Times, Tarantino mengaku menyesal tidak menganggap serius rumor peristiwa tidak mengenakan yang menimpa Uma Thurman. Pemilik nama lengkap Quentin Jerome Tarantino ini menambahkan bahwa seharusnya pada saat itu ia bisa bertindak jauh lebih baik lagi. Dalam kesempatan lain, Tarantino mengaku telah meminta maaf kepada Uma Thurman atas insiden kecelakaan saat mengendarai mobil di film Kill Bill. Kecelakaan yang membuat cedera permanen di leher Uma adalah penyeselan terbesar sepanjang karir dan hidupnya.
Katakanlah kebimbangan Tarantino terhadap citra buruknya telah selesai. Tapi apakah pernyataan media apalagi klaim khalayak luas akan berhenti? Secara spekulatif rasanya tidak. Pasalnya masih ada pihak yang tidak mengampuni Tarantino. Bahkan salah satu media seperti Access of Hollywood masih tetap menyayangkan kenihilan andil Tarantino dalam konflik tersebut. Sekalipun ia telah mengaku menyesal.
Setelah semua kegaduhan tersebut serta berbagai tindakan yang dia lakukan, Tarantino tidak dipidanakan. Ia tetap melanjutkan hidup. Menyelesaikan proses filmnya, Once Upon A Time In Hollywood pada saat itu. Mungkin saja kehilangan sedikit citra baik. Atau kehilangan beberapa pekerjaan. Dan tentu gosip atau prasangka khalayak terhadapnya akan selalu bersama kemanapun ia berada.
Sedikit mirip dengan Cliff Booth bukan?
Terlepas dari itu semua, mari kita kembali mengingat bagaimana Brad Pitt berperan Cliff Booth. Brad Pitt berhutang besar pada peran sebagai stuntman itu. Cliff memberikan Brad piala Oscar pertamanya untuk kategori pemeran pendukung terbaik. Dalam usianya yang tak begitu muda, ia begitu seksi membetulkan antena dengan bertelanjang dada. Aksi tersebut nampaknya menjadi pengalaman cinematic yang menyenangkan bagi para penonton perempuan.
Lalu kita harus berterimakasih karena Cliff, para gerombolan keluarga Manson bisa dilibas habis. Menyelamatkan Sharon Tate yang tetap saja aduhai sekalipun sedang hamil tua, setidaknya dalam semesta film Tarantino. Dan jangan lupakan duet bombastis dalam sejarah Hollywood yang tampil dahsyat mengimbangi Brad Pitt sebagai Cliff Booth, yakni anjing peliharaanya.