Pacaran Toxic – Jangan korbankan hidupmu untuk pacaran toxic, tempeleng saja pacarmu itu. Sebab dampak pacaran toxic mengerikan.
NONGKI.NET – Teringat di tahun 2019 lalu salah satu sahabat saya, panggil saja Popi (bukan nama sebenarnya) bercerita tentang kisah percintaannya yang sangat rumit. Popi memiliki seorang kekasih sejak ia tamat dari jenjang SLTA. Mereka adalah teman satu sekolah di SMP. Ia dan kekasihnya menjalani hubungan jarak jauh atau LDR beda provinsi cukup lama saat melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Keadaan tersebut tak jarang membuat komunikasi antara keduanya terganggu. Popi bercerita bahwa pacarnya berubah menjadi pemarah, pencemburu, arogan, terlalu posesif dan selalu memaksa untuk dituruti semua keinginannya. Dari mulai menjauhi semua teman laki-laki, tidak boleh upload foto di media sosial, mengatur gaya busana, sampai membatasi mobilitas organisasi di kampus. Hmm udah kayak yang nafkahin saja, ngatur-ngatur.
Awalnya Popi menganggap sikap seperti itu sebagai kewajaran cara kekasihnya mencintainya. Namun, ketika Popi melanggar, pasangannya akan marah membabi-buta sampai tak jarang mengancam untuk bunuh diri.
Cukup intens Popi mendapatkan ancaman serupa. Sampai pada akhirnya Popi sadar bahwa hubungan yang ia dan pasangan jalani sudah tidak sehat lagi. Sampa akhirnya Popi memberanikan diri untuk keluar dari hubungan tersebut. Setelah kejadian tersebut Popi mengatakan bahwa ia masih merasa takut untuk mengenal orang baru dan takut membuka diri untuk melaju ke hubungan yang lebih serius lagi.
Ada banyak perempuan di luar sana yang mungkin masih terjebak dalam hubungan yang ‘toxic’, seperti yang dialami Popi yang harus menuruti semua keinginan pasangan sampai berubah menjadi orang lain yang disukai pasangan. Inilah salah satu yang disebut dengan ‘pacaran toxic’.
Tentu banyak dari kalian yang mengalami hal serupa dan belum juga ngerti istilah ‘pacaran toxic’ kan?. Oke simak baik-baik, Sayang.
Apa Itu Pacaran Toxic?
Pacaran adalah sebuah hubungan antara dua individu yang memiliki komitmen. Sedangkan toxic mememiliki arti racun. Jadi, ‘pacaran toxic’ dapat diartikan sebagai hubungan antara dua individu yang di dalamnya terdapat racun atau hubungan tersebut tidak sehat. Gampangnya di salah satu pihak selalu ada yang tersakiti.
Saya tambahkan lagi ya, menurut Dr. Lilian Glass, toxic relationship diartikan sebagai sebuah hubungan antar individu yang tidak saling mendukung, hilangnya rasa hormat dan menghargai, serta munculnya persaingan. Glass tidak memungkiri bahwa setiap hubungan memiliki pasang-surut. Namun perlu teman-teman ingat sangat, dalam toxic relationship pasang surut yang dirasakan seakan menguras energi karena menampilkan sisi negatif secara berkepanjangan.
Udah paham kan apa itu pacaran toxic?. Ok saya perjelas lagi seperti apa pacaran toxic biar makin jelas, Sayang.
Tanda-tanda Pacaran Toxic
Inez Kristanti, seorang psikolog mengatakan bahwa dalam setiap hubungan kerap memiliki keinginan untuk mengubah pasangan dan pasangan harus mengerti. Namun, hal tersebut tidak dibenarkan ketika sudah menggunakan kekerasan. Kekerasan dapat berupa verbal maupun non-verbal. Inez juga menyebutkan beberapa hal yang dapat mengarah kepada toxic relationship:
- Wajib lapor pasangan saat hendak melakukan apapun.
- Pasangan merendahkan kita secara terus menerus
- Mengatur, melarang, dan mengontrol mobilitas yang kita lakukan, termasuk dalam ranah media sosial.
- Timbul perasaan tidak percaya diri dan tidak nyaman saat sedang bersama pasangan.
- Cemburu yang membabi-buta, emosi yang meledak-ledak yang tak jarang menimbulkan kekerasan verbal dan non-verbal.
- Tidak memberikan akses untuk bergaul dengan teman dan keluarga.
- Posesif (dalam taraf yang tidak wajar)
- Mengajak sampai memaksa melakukan hubungan seksual
- Mengancam, seperti doi mengancam bunuh diri jika kemaunnya tidak dipenuhi.
Beberapa poin yang telah disebutkan di atas hanya sebagian kecil tanda bahwa suatu hubungan dapat dikatakan ‘pacaran toxic’. Artinya hubungan kalian sudah tidak sehat lagi, Sayang. Makanya ayo acungkan jari tengah pada ‘pacaran toxic’ kalian lalu katakan TIDAK.
For Your Information, kekerasan dalam pacaran tidak hanya bisa dilakukan secara langsung, namun juga secara digital. Di masa pandemi Covid-19, kekerasan dalam hubungan yang dialami perempuan meningkat tajam.
Berdasarkan catatan akhir tahun Komnas Perempuan pada tahun 2020, pengaduan atas Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS) melonjak tajam dengan kenaikan 348% dari 490 kasus di tahun 2019 menjadi 1.425 kasus di tahun 2020. Data tersebut tentu sangat menghawatirkan yang artinya masih banyak perempuan yang terjebak dalam ‘pacaran toxic’.
Kekerasan yang dialami perempuan umumnya merupakan ancaman penyebaran materi bermuatan seksual milik korban dan pengiriman materi seksual yang bertujuan untuk melecehkan korban. Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi mengatakan kekerasan yang muncul tidak lepas dari relasi tidak setara antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki menjadikan tubuh perempuan sebagai objek dan teknologi mempermudah kekerasan terjadi.
Camkan! Dampak Pacaran Toxic Itu Ngeri
Dalam membangun sebuah hubungan atau relasi tentu yang diharapkan adalah hubungan yang saling membahagiakan, mendukung satu sama lain, serta saling bertumbuh bersama. Namun, toxic relationship dalam hubungan pacaran justru menimbulkan segudang dampak negative pada individu yang terlibat. Dampak toxic yang dirasakan setiap orang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan toxic pada setiap hubungan.
Seperti contohnya pada Popi, sahabat saya yang sering mendapatkan pembatasan pergaulan hingga ancaman bunuh diri yang menyebabkan efek sangat besar dalam pribadinya. Setelah memutuskan untuk mengakhiri hubungan, Popi mengaku sering merasa ketakutan dan tidak percaya diri saat mengenal orang baru. Ia merasa di dalam dirinya terdapat sesuatu yang menolak lebih jauh untuk saling mengenal dengan lawan jenis.
Pasti diantara teman-teman disini, sudah ada yang menyadari bahwa sedang menjalani ‘pacaran toxic’ dan tentu ingin lepas dari hal itu, yok simak sekali lagi dan sayangi mentalmu setiap hari.
Ok sayang saya mengerti bahwa setiap masalah yang terjadi di dalam hubungan percintaan seperti berpacaran adalah hal yang hanya dapat diketahui dan diselesaikan oleh orang yang berada dalam hubungan tersebut.
Sama halnya dengan pertanyaan Apakah saya bahagia menjalani hubungan ini? Apakah hubungan yang saya jalani benar baik-baik saja? Apakah pasangan saya memang mencintai dan menerima keadaan saya? Apakah masalah yang terus berdatangan adalah wajar? Apakah saya nyaman dengan segala bentuk tindakan yang dilakukan pasangan saya terhadap diri saya? Dan Apakah ke-posesifan yang ditunjukkan pasangan saya masih dalam kadar wajar? Semua itu hanya dapat dijawab oleh dirimu sendiri, oleh orang-orang yang terlibat dalam hubungan tersebut.
Bukankah Saat menjalani hubungan percintaan pastinya setiap orang mengharapkan kenyamanan dan dukungan?
Ketika hal tersebut tidak ditemukan dalam hubunganmu, maka kamu harus mulai mengintropeksinya. Mulai bertanya kepada diri sendiri apakah hubungan ini memberikan dampak positif bagi kehidupanmu? Atau malah memberikan efek negatif seperti ketakutan menjalani hari-hari? Rasa lelah dan bosan dalam relasi berpacaran terkadang memang wajar.
Namun menjadi tidak wajar jika lelah yang kamu rasakan memakan durasi yang sangat panjang dan kamu merasa sungguh tertekan. Menjadi tidak bebas menjalani dan menikmati kehidupan, bahkan merasa menjadi orang lain yang tidak kamu kenal hanya untuk menyenangkan pasangan.
Sadar bahwa hubunganmu ‘toxic’ adalah hal yang pasti menyakitkan. Tapi, kamu harus memberanikan diri untuk keluar dari hubungan tersebut.
Terkadang seseorang paham bahwa dirinya sedang menjalani ‘pacaran toxic’, tapi perasaan seperti takut sendiri, takut kesepian, merasa sayang dengan hubungan yang sudah lama terjalin, waktu yang sudah dihabiskan, atau bahkan merasa punya tanggung jawab untuk memperbaiki hubungan adalah beberapa hal yang menjadi penyebab seseorang masih bertahan dalam ‘pacaran toxic‘.
Hubungan adalah tentang kamu dan dia. Bukan hanya tentang dia atau bahkan tentang kamu saja. Hubungan pacaran adalah tanggung jawab kamu dan dia, bukan perseorangan.
Mengubah pasangan yang toxic bukanlah tanggung jawab kamu. Tanggung jawabmu adalah memastikan dirimu nyaman dalam hubungan tersebut dan berani melepas segala ikatan saat kamu tidak merasakan lagi kenyamanan.
Sekali lagi apapun bentuk ‘pacaran toxic’ acungkan jari tengah kalian lalu katakan TIDAK.
Baca juga artikel ‘HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN SEBELUM VAKSIN’ dan artikel ‘KESEHATAN’ lainnya.
Helklo myy loved one! I wwish too saay that thiis pst iis amazing, nice written and inclhde almost
aall significant infos. Iwouyld like too look estra posts like tuis .
гѓ—гѓ¬гѓ‰гѓ‹гѓі жµ·е¤–йЂљиІ© – г‚ўгѓўг‚г‚·г‚·гѓЄгѓійЂљиІ© 安全 г‚ўг‚ёг‚№гѓгѓћг‚¤г‚·гѓі жµ·е¤–йЂљиІ©
г‚·гѓ«гѓ‡гѓЉгѓ•г‚Јгѓ«гЃ®йЈІгЃїж–№гЃЁеЉ№жћњ – г‚·г‚ўгѓЄг‚№ гЃ®иіје…Ґ г‚·г‚ўгѓЄг‚№гЃ®иіје…Ґ
These are genuinely fanhtastic ideas inn oon the topic of blogging.
Yoou hazve toujched some fqstidious thiungs here.
Anny way keeep uup wrinting.