Sebagian besar akan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu
source: Yougove
Penelitian ini berasal dari YouGov, sebuah Startup yang bergerak di bidang Survey, Big data, and Data Analyst. Yougov menelaah dampak keuangan akibat COVID-19 terhadap orang Indonesia, dan bagaimana kelanjutan sikap dan prioritas orang Indonesia pada tahun 2021. Salah satu hasilnya Satu dari sepuluh orang Indonesia pernah menambah utang untuk menutupi pengeluaran. Hasil didasarkan pada 2.210 orang Indonesia yang disurvei di Profil YouGov.
“On the Money: YouGov’s Global Banking and Finance report 2021”, menggunakan data Plan & Track YouGov untuk memberikan gambaran umum tingkat tinggi mengenai sikap, preferensi, dan kebiasaan finansial di 17 pasar global.
Mengingat dampak pandemi terhadap ekonomi dan tenaga kerja global, mungkin tidak mengherankan bahwa tujuh dari sepuluh orang (72%) secara aktif memangkas pengeluaran yang tidak perlu. Hal ini terutama terjadi pada mereka yang berusia 45 tahun ke atas, dengan lebih dari delapan dari sepuluh orang (84%) yang telah melakukannya. Anak muda Indonesia (usia 18 sampai 24 tahun) adalah yang paling kecil kemungkinannya untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, dengan hanya tiga dari lima orang (62%) yang melakukannya. Sebaliknya, anak muda Indonesia (usia 18 sampai 24 tahun) kemungkinan besar telah menabung lebih banyak dalam enam bulan terakhir, dan mereka yang berusia di atas 45 tahun adalah yang paling tidak mungkin melakukannya (38% vs 22%). Lebih dari sepertiga orang Indonesia (35%) juga telah menggunakan tabungan mereka untuk pengeluaran, dan hampir satu dari sepuluh orang (9%) telah melakukan refinancing (penggantian kewajiban utang yang ada dengan kewajiban utang lain dengan persyaratan yang berbeda).
Satu dari sepuluh orang (10%) harus menambah utang untuk menutupi pengeluaran. Hal ini terutama terjadi pada mereka yang berusia 35 sampai 44 tahun, dengan satu dari tujuh orang (14%) yang telah berutang lebih banyak.
Namun demikian, belakangan ini tidak selalu menyedihkan bagi orang Indonesia. Lebih dari sepertiga responden (35%) telah berhasil menabung lebih banyak dalam enam bulan terakhir dan 3% responden tidak harus melakukan hal-hal tersebut di atas.
Dengan mempertimbangkan masa depan, mayoritas orang Indonesia (87%) berniat untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Tren ini serupa di seluruh pasar APAC lainnya yang disurvei, dengan setidaknya dua pertiga konsumen berencana untuk memangkas biaya di masa mendatang. Sejalan dengan anjuran untuk menghindari sentuhan fisik, dua pertiga konsumen (66%) juga berniat untuk menggunakan layanan perbankan digital sebisa mungkin, dan lebih dari setengah (57%) sekarang akan menghindari mengunjungi bank secara langsung bila memungkinkan.
YouGov juga mempelajari prioritas keuangan orang Indonesia tahun ini. Menabung untuk kesulitan tak terduga (54%) berada di paling atas, diikuti dengan memastikan dapat memenuhi komitmen keuangan rutin (38%), dan menghasilkan uang melalui investasi (37%). Akan tetapi, terdapat perbedaan prioritas keuangan di antara kelompok usia. Mereka yang berusia 45 tahun ke atas adalah yang paling mungkin memprioritaskan memastikan mereka dapat memenuhi komitmen keuangan, dibandingkan dengan yang berusia 34 tahun ke bawah (46% vs 32%). Orang tua Indonesia (usia 45 tahun ke atas) juga lebih memungkinkan untuk memastikan bahwa mereka dan keluarga mereka cukup terlindungi dalam situasi darurat, dibandingkan dengan anak muda Indonesia (usia 34 tahun ke bawah) (46% vs 32%).
Mereka yang berusia 35 sampai 44 tahun adalah yang paling memikirkan pelunasan utang mereka (40%) dalam dua belas bulan ke depan, dibandingkan dengan hanya seperempat (24%) orang dewasa usia 34 tahun ke bawah. Data menunjukkan bahwa prioritas anak muda Indonesia sebagian besar berfokus pada lebih banyak membelanjakan uang. Dibandingkan dengan mereka yang berusia 45 tahun ke atas, anak muda Indonesia hampir tiga kali lebih mungkin memprioritaskan membeli aset (11% vs 4%), dan hampir dua kali lebih mungkin untuk memprioritaskan membeli rumah atau properti (12% vs 7%). Dibandingkan semua kelompok usia lainnya, mereka juga dua kali lebih mungkin untuk memprioritaskan kembali ke kebiasaan membelanjakan uang sebelum pandemi (7% vs 3%).
telak secara finansial bagi orang-orang di seluruh dunia, dan demikian pula Indonesia, sebagaimana yang kita lihat pada proporsi yang signifikan untuk berutang lebih banyak atau melakukan refinancing untuk menutupi pengeluaran mereka. Namun, data juga menunjukkan bahwa orang Indonesia adalah kelompok yang bijaksana secara finansial, dengan mayoritas yang berniat untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, dan prioritas utama mereka berkisar pada menabung. Masih belum diketahui berapa lama lagi pandemi ini akan berdampak pada situasi keuangan masyarakat, tetapi jelas orang Indonesia siap menghadapi badai apa pun dengan berfokus pada menabung untuk situasi darurat.”
Tips dari Nongki: Singkirkan diri anda dari pengeluaran yang tidak penting!!! Jangan Sampai mengambil Utang untuk menutupi pengeluaran!!!
Baca Juga: https://nongki.net/aplikasi-trading-yang-terdaftar-di-ojk/
Source: https://id.yougov.com/id/news/2021/03/02/satu-dari-sepuluh-orang-indonesia-pernah-menambah-/
Nike Air Force 女鞋:經典重塑,時尚之選 air force推薦